Cast : -Lee
Hyukjae
-Lee Sungmin
-Choi Siwon
etc
Genre : sad
Genre : sad
Disclaim : seseorang yg baru
merasakan arti persahabatan yg kemudian ditinggalkan oleh sahabatnya sendiri
Note : Lanjutan
dari I Love You, Lee Sungmin
Semenjak kejadian itu, aku dan Sungmin tidak
pernah bertemu apalagi mengobrol. Kalau bertemu juga Sungmin langsung
mempercepat langkahnya. Aku pun mulai merasa bersalah karena aku tidak
menganggapnya waktu itu. Sudah hampir satu bulan aku dan Sungmin tidak
ada komunikasi. Setiap kali aku ingin menghubungi Sungmin tapi aku selalu
mengubur niatku dalam-dalam karena aku yakin Sungmin pasti tidak akan
mengangkat teleponku apalagi membalas pesanku.
Lee Sungmin POV
udah genap satu bulan aku tidak menemui Hyukjae. Rasa rinduku pada nya mulai menyesakkan dada. Ingin rasa aku bertemu dengan Hyukjae dan langsung minta maaf. Tapi aku tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk memulainya……..
**************
Sambil menghilangkan rasa sedihku, aku pun mengajak Siwon ke pantai hanya untuk sekedar melepas lelah. tiba-tiba Siwon membuka suaranya dan membuyarkan kesunyian “Aku tau kau sedang ada masalah dengan Sungmin. Ceritakanlah, siapa tau aku bisa membantu”. Aku pun langsung menghembuskan napas panjang dan mulai bercerita “Aku bodoh! aku tidak mengerti perasaannya. Mulutku tak bisa menahan semua kekesalanku. Dan sekarang aku menyesal”. Siwon pun mengangguk dan sepertinya mengerti dengan masalahnya “Sepertinya aku bisa membantumu”. Aku pun yang setengah sadar dari lamunanku kaget dengan omongan Siwon dan langsung memeluknya “Benarkah? hwaaaaaaa~ terimakasih Siwon-aah”
Lee Sungmin POV
udah genap satu bulan aku tidak menemui Hyukjae. Rasa rinduku pada nya mulai menyesakkan dada. Ingin rasa aku bertemu dengan Hyukjae dan langsung minta maaf. Tapi aku tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk memulainya……..
**************
Sambil menghilangkan rasa sedihku, aku pun mengajak Siwon ke pantai hanya untuk sekedar melepas lelah. tiba-tiba Siwon membuka suaranya dan membuyarkan kesunyian “Aku tau kau sedang ada masalah dengan Sungmin. Ceritakanlah, siapa tau aku bisa membantu”. Aku pun langsung menghembuskan napas panjang dan mulai bercerita “Aku bodoh! aku tidak mengerti perasaannya. Mulutku tak bisa menahan semua kekesalanku. Dan sekarang aku menyesal”. Siwon pun mengangguk dan sepertinya mengerti dengan masalahnya “Sepertinya aku bisa membantumu”. Aku pun yang setengah sadar dari lamunanku kaget dengan omongan Siwon dan langsung memeluknya “Benarkah? hwaaaaaaa~ terimakasih Siwon-aah”
*keesokan harinya*
Aku sudah berada di ruang latihan, tapi hari
ini aku tidak melihat Sungmin. Biasanya dia selalu datang lebih awal dariku.
Aku sudah memeriksa ke semua ruangan, tapi aku tidak batang hidungnya. Aku pun
langsung merogoh saku dan menekan angka 1, tapi tiba-tiba ada yang menelepon
dan ternyata itu Sungmin.
Lee Sungmin POV
Handphone sudah ada ditangan ku, tetapi
keberanianku untuk menelpon Hyukjae pun belum ada. Aku pun memutar otakku 2
kali apakah aku harus menelponnya atau tidak. Tetapi kata hatiku terus
memaksaku untuk menelpon Hyukjae. Akhirnya aku memberanikan diri untuk menelpon
Hyukjae. Aku langsung menekan angka 1 dan menempelkannya ke telinga. Dan yaaaap
ternyata tersambung. Saat Hyukjae mengangkat dan mengatakan “halo”, hatiku langsung
berdegup dengan kencangnya.
Aku pun langsung memulai pembicaraannya “Oh,
hai Hyukjae~ apa kabarmu? hmm eungh…. A… aku mau membicarakan sesuatu”
Lee Hyukjae POV
Aku mendengar suara Sungmin disana agak
sedikit gugup. Aku pun bertanya-tanya “membicarakan apa?”. Sepertinya Sungmin
kaget dan tidak ada jawaban dari sana. Kemudian beberapa detik kami diam,
tiba-tiba dia membuka suara dengan suara yang gugup “A…. aku mi……minta maaf
atas kejadian itu”. Aku pun tersentak kaget dan langsung menjawab “Kau tak
perlu meminta maaf, seharusnya aku yang minta maaf padamu karna aku tak
melihatmu&menganggapmu. Aku memang orang yang bodoh tidak bisa melihat
ketulusan orang lain……..”
Lee Sungmin POV
Aku menangis ketika Hyukjae berkata seperti itu, hatiku seperti dipukul oleh palu. Aku pun langsung memotong pembicaraannya “Aku ingin bertemu denganmu, tunggu aku di kafe yang sering kita kunjungi”. Aku pun langsung memutuskan teleponnya.
Aku menangis ketika Hyukjae berkata seperti itu, hatiku seperti dipukul oleh palu. Aku pun langsung memotong pembicaraannya “Aku ingin bertemu denganmu, tunggu aku di kafe yang sering kita kunjungi”. Aku pun langsung memutuskan teleponnya.
***************
Aku bingung kenapa Sungmin tiba-tiba
memutuskan teleponnya dan ingin bertemu denganku. Aaaaaah~ sudahlah aku ingin
masalah ini berakhir dan hubunganku dengan Sungmin baik-baik saja. Aku pun
pergi melangkah ke kafe yang sering kami kunjungi.
Sesampainya di kafe, aku pun langsung mencari
tempat duduk favorit kami, yaitu di dekat jendela. Sudah setengah jam aku
menunggu Sungmin, tapi Sungmin tidak menampakkan dirinya. Mungkin saja dia ada
keperluan sebentar dan mungkin dia sedang ada dalam perjalanan ke sini.
Lee Sungmin POV
Saat aku sedang siap-siap ke kafe, tiba-tiba
dadaku terasa sesak. Sesekali aku tidak bisa bernapas. Aku ingin meraih
handphone dengan maksud menelpon Hyukjae, tapi dada ini terasa sesak sekali.
Aku hanya bisa tergeletak di lantai dan tak berdaya.
Lee Hyukjae POV
Sudah 2 jam aku menunggu Sungmin disini, dan
aku pun mulai khawatir karna Sungmin belum juga datang juga. Tiba-tiba
pikiranku melayang yang tidak-tidak, bagaimana kalau Sungmin kecelakaan saat
perjalanan ke sini? bagaimana kalau Sungmin dirampok atau diculik dengan orang
yang tidak dikenal?. Aku pun langsung menggelengkan kepala dan meyakinkan dalam
hatiku bahwa Sungmin pasti akan datang.
Lee Sungmin POV
Aku pun membuka mata perlahan dan aku tidak
sadar aku sedang ada dimana. Aku lihat di sebelah kiriku ada tetangga
apartemenku dan disebelahnya lagi ada orang tuaku yang sedang menangisi diriku.
Aku pun melihat tangan kiriku diinfus dan dihidungku ada selang oksigen. Dan
aku pun menarik kesimpulan bahwa aku ada di rumah sakit. Dalam kesunyian itu,
aku pun teringat pada Hyukjae. Aaaaah tidak! aku punya janji bertemu dengan
Hyukjae!
*********************
Akhirnya aku pun menyerah menunggu Sungmin
dan aku pun keluar dari kafe. Tiba-tiba ponselku berdering dan ternyata
Siwon menelpon “Hyukjae-aaah, kau dimana? kau tidak menjenguk Sungmin?” Aku pun
bertanya-tanya dalam hati “menjenguk Sungmin? Apakah Sungmin dirumah
sakit?”. “Hyukjae-ah, apakah kau masih disana?” tanya siwon yang tidak
mendapat jawaban dariku. Aku yang sedang dalam setengah sadar dari lamunanku
langsung menjawab “A..aaah iya aku masih disini. Dimana rumah sakitnya?”.
Setelah Siwon memberitahu dimana Sungmin dirawat, aku pun langsung pergi ke
rumah sakit.
Lee Sungmin POV
Aku kesepian. Orang tuaku&tetanggaku
sudah pulang untuk mengambil keperluanku. Tiba-tiba aku mendengar ada seseorang
yang membuka kenop kamar rawatku dan kuharap bukan dokter yang ingin memeriksa
keadaanku. Orang itu pun berjalan ke arahku dan kudengar ada suara lirih
tangisan dan menggenggam tanganku “Sungmin-ah, kenapa kau bisa ada disini?
bukannya kau seharusnya bertemu denganku?”. Aku membuka mata perlahan dan
mendapati Hyukjae sedang menangis. Aku mengangkat tanganku dan menghapus air
matanya “Maafkan aku Hyukjae-ah, aku tidak menepati janjiku. Aku memang orang
yang lemah. Aku……..”.
Lee Hyukjae POV
Aku langsung menggelengkan kepalaku dan
memotong pembicarannya “Tidak! kau tidak lemah. Kau adalah Sungmin terkuat yang
pernah aku kenal. Kau padahal selalu bilang padaku aku harus kuat menghadapi
apapun. Tapi kau malah bilang kalau kau orang yang lemah. Kau harus kuat,
Sungmin-ah”
Lee Sungmin POV
Saat Hyukjae memberikan semangat padaku, aku
merasa hidup, aku merasa aku harus berjuang melawan penyakitku. Beruntung aku
mempunyai sahabat seperti dia………
***************
Akhirnya aku memutuskan untuk menemani
Sungmin di rumah sakit. Tapi Sungmin malah menyuruhku pulang ke rumah karena ia
tak mau melihatku kelelahan menjaganya. Tapi aku tetap pada pendirianku untuk
menemaninya. Akhirnya Sungmin mengalah dengan keputusanku.
*pagi hari*
Aku terbangun dengan mata masih hampir
menutupi mata. Matahari telah menampakan sinarnya. Aku melihat Sungmin masih
terlelap dari tidurnya. Aku pun bangkit dari sofa dan melakukan olahraga
kecil. Hari sudah menunjukkan jam 09.00, tapi Sungmin belum bangun dari
tidurnya. Aku mulai khawatir dengan Sungmin karna belum bangun. Biasanya jam
07.00 dia sudah bangun terlebih dahulu dan membangunkanku. Aku yang mulai
khawatir dengan keadaan Sungmin pun langsung memanggil dokter. Saat dokter
datang dan memeriksanya, kulihat dokter itu seperti memerintahkan susternya
untuk memanggil rekan kerja dokter yang lain. Dan disinilah perasaanku mulai
tidak enak.
Sudah satu jam aku berada di luar kamar
inapnya Sungmin. Kakiku pun tak henti-hentinya melangkah mondar-mandir di depan
kamar inapnya. Hatiku pun gelisah, aku takut Sungmin tidak bisa bangun lagi,
padahal hari ini aku berharap Sungmin bisa keluar dari rumah sakit dan
menghabiskan waktuku bersamanya.
Saat aku berjalan bolak-balik di depan kamar
inap Sungmin, tiba-tiba dokter datang dengan suara yang serius “Kau temannya
Sungmin?”. Aku pun terkejut dan bertanya panjang lebar “Dok, bagaimana keadaan
Sungmin? Apakah dia baik-baik saja?”. Tiba-tiba dokter itu menghadap ke bawah dan
berkata “Maaf Hyukjae-sshi, kami tidak bisa menyelamatkan temanmu. Kami telah
melakukan semaksimal mungkin, tapi tidak berhasil. Maafkan aku”
Saat dokter berkata seperti itu, hatiku
hancur. Aku pun terjatuh di lantai dan menangis sejadi-jadinya. Aku tak menyangka
Sungmin akan pergi secepat ini. Padahal dia berjanji akan terus menemaniku.
Tapi kini dia telah tiada, temanku yang paling baik……………
*1 tahun kemudian*
1 tahun pun berlalu. Aku pun sudah debut di
sebuah boyband ternama. Walaupun aku sudah mempunyai teman dan banyak
kesibukan, tetapi tetap saja kejadian itu tidak akan kulupakan. Dimana Sungmin
meninggalkanku. Tapi aku yakin Sungmin sedang bersamaku saat ini. Sungmin…… apa
kabar? aku harap kau bahagia disana….
END!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar